08 Desember 2019

BD Adab Menuntut Ilmu

Jujur saja belajar adalah hal yang tidak terlalu saya sukai sejak kecil. Kata belajar identik dengan sekolah, mendengarkan guru, dan menurut saya banyak hal yang dulu saya pelajari di sekolah tidaklah relevan dengan hidup saya saat ini. Apa manfaat saya menghafal rumus-rumus fisika dan kimia dalam kehidupan saya? Jangankan kehidupan saya, bahkan pekerjaan saya dahulu sebagai anak sales lebih banyak saya pelajari secara otodidak, tidak ada sekolah formal yang mengajarkannya. Oleh karena itu, sekolah dan belajar berusaha saya hindari sampai saat ini.

Namun, ternyata selama ini saya melupakan ilmu yang paling penting. Yakni Ilmu Agama. Well, dulu waktu SD saya mendapatkan banyak mata pelajaran agama sih. Mulai dari Aqidah, Akhlak, Bahasa Arab, Fiqih, Sejarah Islam, tapi jujur saja saya hanya belajar untuk ujian, tapi tidak terlalu paham. Saat ini ketika sudah dewasa, seringkali kita mulai merasa jenuh, mempertanyakan tujuan hidup, dan mempertanyakan tentang Tuhan. Maka mulailah saya mencari tahu lebih dalam lagi mengenai agama saya dan berusaha memahaminya ulang. Alhamdulillah dalam kuliah online Bengkel Diri Level 1 ini, Adab Menuntut Ilmu adalah materi pertama yang diajarkan.

Sebuah pernyataan yang memulai, yakni untuk apa hidup ini? 

dijawab dalam Quran Adz Dzariyat : 56 yang berbunyi, 
" Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu"

Mengapa harus mencari jawaban dalam Al Quran? Karena Al Quran adalah manual book bagi manusia. Jika membeli handphone saja kita mendapatkan manual book, apakah mungkin Tuhan yang menciptakan kita tidak membuat manual book untuk kita?

Karena sejatinya kita memiliki potensi yang berbeda dengan makhluk lainnya. Kita diberikan akal, kekuatan jasmani dan naluri untuk memaksimalkan potensi diri. Dan semua itu butuh ilmu.

Ibadah yang dimaksudkan dalam sura Adz Dzariyat tersebut bukanlah ibadah dalam bentuk shalat dan puasa saja, namun ibadah dalam pengertian yang luas, yakni menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Maka kita sebagai hamba Allah butuh belajar, apa saja perintah Allah, apa saja larangan Allah, agar kita bisa beribadah dengan benar.

Setelah mendengar beberapa kajian, saya menyadari bahwa ada beberapa hal yang selama ini saya lakukan dan itu adalah hal yang kurang tepat. Terkadang sebagai manusia yang beragama Islam sejak lahir, kita hanya melakukan sesuai ajaran orang tua atau sekolah kita saja. Tanpa mengetahui apakah itu benar? apakah haditsnya Shohih? apakah itu bukan Bid'ah? dibandingkan dengan teman-teman yang Mualaf karena mereka mempelajari Islam secara khusus, kadang ilmu kitapun kalah oleh mereka. Malu sekali rasanya.

Selama ini kita selalu didorong untuk belajar ilmu-ilmu dunia, yang mengejar kesuksesan dunia. Namun, tidak didasari dengan ilmu agama yang kuat. Sehingga hati terasa hampa. Padahal ilmu agam adalah ilmu yang paling penting. Jika kita belajar Al Quran, pasti kita menjadi semangat untuk mencari ilmu, karena Allah pun menyuruh kita mempelajari semua ciptaannya. Dan jika kita belajar ilmu dunia didasari ilmu agama secara syari, maka ilmu ekonomi, ilmu psikologi yang kita pelajaripun akan lebih sesuai dengan fitrah kita.

Orang yang berilmu dalam Islam itu banyak keutamaannya:
1. Diangkat derajatnya oleh Allah
2. menjadi takut dan taat kepada Allah. Jika semakin banyak yang kita pahami, maka kita menjadi sadar akan kekuasaan Allah Tuhan Pemilik Alam Semesta. Tak ada lagi rasa sombong dari diri kita.
3. Mendapat kebaikan dari Allah

Betapa banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari orang yang mencari ilmu, maka marilah kita berlomba-lomba untuk memperbanyak belajar ilmu agama. Karena sejatinya kita harus terus belajar hingga maut menjelang. Jujur saya saat ini sangat bersemangat untuk kembali mempelajari ilmu-ilmu agama dari kelas BD, dari kajian ustadz di Youtube dan juga buku-buku bacaan. Semoga Allah memudahkan usaha kita, dan menjadikan ilmu kita bermanfaat dan menjadi amal jariah untuk kita di akhirat. Amin

11 September 2019

Bengkel Diri

Nah, kali ini saya mau posting tentang sesuatu yang menurut saya berguna banget. Dan hal ini membuat saya termotivasi untuk eksplor diri lebih dalam lagi

Berawal dari post Dita dan Tyas di ig, saya menjadi tahu tentang adanya Bengkel Diri Intinya ini adalah kuliah online dengan materi beragam yang berguna bagi wanita. Tanpa pikir panjang, saya mendaftar untuk ikut BD angkatan 8. Saat ini perkuliahan sudah berjalan 2 minggu, dan saya merasa hal ini sangat bermanfaat.

Adapun kuliah yang sudah saya jalani :
- Adab menuntut ilmu
- Life mapping
- Aqidah
- Manajemen waktu
-Qada dan Qadar
- Menjadi Jodoh Impian

Sebenernya materinya mungkin hal2 dasar yang sudah kita ketahui, tapi cara menyampaikannya beda, lebih ngena. Mungkin karena sekarang kita udah bisa berfikir ya. Sering kan kita mulai mempertanyakan hal2 tentang agama kita. Ada beberapa pertanyaan yang terjawab di sini. Dan kita menjadi lebih yakin.

Selain itu ada juga laporan amal harian. Intinya kita disuruh untuk beribadah, karena dilaporkan. Hal ini sesuai dengan ceramah ust Khalid Basalamah yang mengatakan bahwa beribadah itu harus dipaksa. Karena setan itu tipu dayanya sangat kencang. Kalo gak dipaksa, gak akan pernah Al Quran dibaca.

Hal yang saat ini sangat bermanfaat untuk saya adalah manajemen waktu. Jujur karena di sini saya tidak ada banyak kegiatan, maka waktu banyak saya habiskan untuk melakukan hal yang bersifat entertainment, tidak bermanfaat. Di BD, saya diajari membuat life mapping, tujuan jangka pendek hingga panjang yang seimbang dunia akhirat. Juga dipaksa membuat prioritas dan target pekerjaan harian dari berbagai aspek. Alhasil, waktu yang dulu saya buang-buang karena bingung mau diisi kegiatan apa, sekarang menjadi lebih efektif. Ini terasa sekali, dan ada kepuasan ketika kita bisa menyelesaikan target kerjaa di hari itu.

Ke depannya saya akan coba untuk posting hal-hal yang saya rasa bermanfaat dari BD ini. Semoga hal ini bisa menjadi reminder bagi diri saya sendiri, juga menjadi milestone untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Amin

27 Agustus 2019

Minimalism Life in US - atau miskin? :p

Shock pas liat post terakhir tentang minimalism ada di tahun 2016. Haha..

Itu berarti terakhir rajin nulis blog pas kerja di Bandung. Di mana waktu itu lifestyle ku sehat banget. Tiap pagi olahraga, makannya sehat, kerjaannya gak banyak, jadi happy banget waktu itu. Tapi pas balik kerja di Jakarta kayaknya fokusnya pecah lagi deh, jadi lifestyle nya berantakan lagi. Hehe.. Ya namanya manusia, kadang silap.

Nah, ketika memutuskan untuk ikut suami ke US, saya merasa itu adalah saat di mana saya reset hidup saya lagi. Saya hanya membawa yang diperlukan saja, separuh isi koper adalah bumbu dapur, bukan baju. Di sini pun kami memulai dari 0. Apartemen yang kosong, dan diisi dengan barang-barang seperlunya saja. Sungguh ini adalah saat di mana saya merasa bahwa saya membentuk lifestyle yang baru, dan menyusun rumah baru agar tidak banyak clutter.

Di sini saya menyadari, bahwa memang tidak banyak yang kita butuhkan untuk "hidup". Cukup ada tempat tinggal, pakaian, dan makanan. Sudah cukup. Pengeluaran terbesar selama 4 bulan ini adalah laptop, yang dibutuhkan Nadhil untuk kuliah. Sisanya kami minta dari orang Indonesia yang sudah tinggal di sini, memungut dari dumpster, beli second di facebook marketplace, atau kalo memang butuh urgent beli baru di wallmart. Yang saya suka dari sini, adalah kemudahan untuk membeli barang secondhand. Harganya jauh lebih murah dibandingkan beli baru, sehingga sangat pas bagi para pemegang beasiswa seperti kami ini. Student di US itu, jika mendapat beasiswa biasanya dikategorikan sebagai orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Tapi sebenernya jika dikurskan ke Indonesia, jadi super mahal. Saat seperti ini bersyukur tinggal di Indonesia karena lebih murah.

Wah, kayaknya harus baca2 buku lagi, ngingetin diri lagi untuk mulai belajar beli barang sesuai kebutuhan bukan keinginan. Apalagi di sini budget terbatas, gak bisa lagi belanja seenaknya. Uang juga cuma satu buat berdua. Dulu di Indonesia pengeluaran terbesar adalah makan di luar, di sini gak bisa seenaknya gitu karena sekali makan jatuhnya mahal. Jadi harus hidup seminimal mungkin untuk survive di sini. Karena kalo bisa, uangnya ditabung buat jalan-jalan. Hehe..

Prioritas orang beda2 kan ya.. :p

05 Januari 2019

2018 in a glance


Alhamdullilah, alhamdulillah, alhamdulillah. Hanya rasa syukur yang bisa saya panjatkan atas segala nikmat dan berkah yang diberikan Allah pada tahun 2018. Saya tahu sih bahwa sebaiknya evaluasi itu dilakukan tiap hari, namun apa daya saya hanyalah manusia biasa yang suka lupa untuk melakukannya tiap hari. Jadi, mari kita gunakan milestone pergantian tahun ini untuk berefleksi atas tahun 2018.

Tahun 2018 dapat dikatakan sebagai highlight atas kelanjutan tahun 2017. Sejujurnya saya merasa waktu di tahun 2018 berjalan dengan sangat cepat. Saya masih ingat bahwa di awal tahun 2017 adalah saat saya diperkenalkan dengan Nadhil. Siapa sangka bahwa cerita kami, berjalan dengan lancar. Mulai dari proses chatting, beberapa kali bertemu, hingga di akhir tahun 2017, kami memutuskan untuk serius. Kisah asmara merupakan highlight saya di dua tahun belakangan ini, karena di tahun 2018 awal kami mempertemukan keluarga kami, lamaran hingga persiapan pernikahan. Dan di semester kedua, adalah awal hidup baru bersama di Amerika.




Menikah, merupakan ibadah yang sangat lama dan berat. Menikah dikatakan sebagai setengah agama, dan diperlukan keinginan untuk terus belajar karena tidak ada sekolahnya. Dan tiap masalah ataupun solusi di tiap rumah tangga itu berbeda-beda. Sejujurnya saya merasa bersyukur menikah di umur yang sekarang, karena saya merasa bahwa saya sudah siap. Saya tidak pernah menyangka akan menurunkan ego sebesar ini, berusaha mengalah, mengatur emosi, juga belajar melayani suami. Saya masih ingat, dulu saya sering berbincang dengan teman, bahwa “ I can see myself in the future with my kids, but not with my husband “. Mengapa? Karena saya tidak dapat berfikir bagaimana caranya hidup berdua dengan seseorang yang sama sekali asing. Jujur saja, di rumah, saya masih sering berantem dengan kedua adik saya, masih suka ngambek dan marah pada orang tua saya, padahal mereka sudah mengenal saya seumur hidup. Bagaimana dengan orang asing ini? Bisa bayangkan adaptasi yang harus kita lakukan. Tapi memang, pertama kita harus meniatkan menikah itu karena Allah, karena setelah ijab kabul, semua berjalan dengan sangat mudahnya. Seakan-akan dia memang sepantasnya hidup bersamamu.


Another highlight di tahun 2018 ini adalah saya keluar dari pekerjaan saya. Setelah 4 tahun bekerja, akhirnya saya memutuskan untuk resign karena harus ikut suami sekolah S2 di US. Alhamdullilah ini bukanlah hal yang sulit, karena bagi saya jika menikah maka sudah menjadi kewajiban bagi istri untuk ikut suami ke manapun dia pergi. Meskipun, tetap saja ada kesedihan, kegalauan dan juga stres karena tidak lagi bekerja, tapi saat ini saya sudah menikmati menjadi istri rumah tangga. Kalo mengutip penjelasan dari kajian ustad khalid, niatkan tiap pekerjaan rumah sebagai ibadah dan ambillah sebanyak-banyaknya pahala dari rumah.

Dan Maha Besar Allah, karena di tahun 2018 ini saya juga merasakan bahwa saya itu “liburan” terus. Dimulai dari Februari saya pergi ke Korea berdua dengan adik perempuan saya, menemani peserta kantor ke Legoland Malaysia, lalu Japan trip dengan teman-teman kantor. Setelah itu selama di Amerika alhamdulillah kami diberi kesempatan mengunjungi beberapa kota; Orlando, Chicago, Miami, Atlanta dan New Orleans. Masih banyak daerah yang kami ingin kunjungi di tahun 2019. Semoga Allah memberikan kesehatan dan rezeki untuk terus melihat ciptaannya.



Namun, selain banyaknya kebahagiaan tersebut saya juga merasa bahwa saya tidak punya banyak ambisi dan goal yang saya ingin capai. Setahun ini terasa mengalir, dan dengan banyaknya waktu yang saat ini saya punya, saya merasa bahwa saya bisa berkontribusi lebih dari yang selama ini saya lakukan. Terutama setelah saya membaca buku "BIG MAGIC" dari Elizabeth Gilbert mengenai hidup kreatif. Saya akan membuat review dari buku itu di post selanjutnya, mohon ditunggu ya. Jadi mungkin setelah ini, saya harus mulai membuat tujuan yang akan saya capai di tahun 2019. Dan seperti biasa akan coba saya tulis dan update di blog untuk mengecek perkembangannya.

Just rambling

 Pernah gak sih kalian tu ngerasa bingung.. Mau ngapain ya? Duh bosan..  Trus berakhir dengan scrolling ig gak jelas.. Itulah yang kulakukan...