30 Agustus 2018

Cara buat Visa USA for J2 #NZinMichigan

image from Google

Halo,, 

di post kali ini aku mau share sedikit tentang pengalaman aku apply visa US kemarin. Sebelumnya mau kasih tau status aku dan tujuan ke US nya. Jadi suami aku kebetulan dapat beasiswa untuk sekolah di University of Michigan, nah alhamdulillahnya aku ikut dong kan untuk nemenin pak suami. Jadi visa yang aku akan apply itu adalah visa J2, dependennya pemegang visa J1.

US itu punya berbagai macam visa. Ada Visa untuk turis, visa untuk kerja atau bisnis, juga ada visa untuk student. Visa pelajar juga ada macam-macam, ada visa B1, untuk yang short course, di mana bukan belajar untuk mengejar degree atau certificate academic. Selain itu yang umum juga ada visa J1 dan F1. Bedanya di mana? Bedanya kalo visa J1 itu yang sponsor untuk sekolah adalah pemerintah US atau pemerintah negara asalnya, sedangkan F1 itu lebih ke pribadi atau perusahan (beasiswa dari lembaga yang bukan pemerintahan). Masih ada beberapa perbedaan visa F1 dan J1, untuk informasi lebih lanjut bisa cek di sini

Intinya, suami saya dapat visa J1 karena dibiayai pemerintah, otomatis saya akan apply visa J2. Keuntungannya buat saya adalah visa J2 ini bisa dipake buat sekolah ataupun bekerja. Kalo visa F2 tidak boleh bekerja sama sekali. Yeay!!! Ini penting banget karena kalo gak, saya mau ngapain aja 1.5 tahun nemenin suami di sini? Bengong? Bisa mati kebosanan saya.

Lanjut yaaa.. jadi sebenernya semua hampir diurusin pak suami, saya tinggal terima beres. Tapi saya akan share sedikit ya yang saya lakukan untuk dapat visa ini. Jadi tahapannya sbb:

Welcome to United States #NZinMichigan

Sebagai orang yang lumayan punya rencana dalam hidup, kedatangan pria satu ini lumayan bikin hidup saya berubah arahnya. Tiba-tiba saat saya menulis ini, saya sedang berada di Ann Arbor, Michigan, US. I don’t know how life turns out.

Karena saya anaknya random, make saya berfikir untuk kembali mengaktifkan blog ini agar ada manfaatnya. Setelah lama sekali tidak post apapun. Sebenernya banyak banget kejadian yang bisa diceritakan, tapi mungkin pada post kali ini saya akan sedikit personal ya tentang kepindahan baru ini.

Jadi, tanggal 26 Agustus kemarin jam 6.15 pagi saya dan pak suami meninggalkan Indonesia tercinta. Tujuannya adalah United States, ceritanya saya nemenin suami untuk sekolah di University of Michigan. Perjalanan ke US itu ternyata panjang, 25 jam totalnya. Untuk kali ini saya dua kali transit di Narita, dan Chicago sebelum akhirnya sampai di Detroit.

Kurang lebih perjalanan saya kemarin seperti ini:
Jakarta > Narita : 7.5 jam perjalanan, waktu transit 2 jam
Narita > Chicago : 12 jam perjalanan, transit 2 jam
Chicago > Detroit : 1 jam perjalanan

Yang buat saya deg-degan itu sebenernya ketika di Chicago, karena kami harus melalui imigrasi, ambil bagasi, kemudian memasukkan bagasi lagi sebelum ke penerbangan selanjutnya. Kenapa deg-degan? karena biasanya kan proses di imigrasi itu lama, belum lagi sebelum berangkat saya kena banyak omongan dan wanti2 kalo saya bisa kena random check. Mengingat saya dari Indonesia dan menggunakan jilbab. Tapi alhamdulillahnya, saya bersyukur sekali ternyata ketakutan saya waktu itu tidak beralasan.

Entah mengapa saya merasa ini semua dimudahkan oleh Allah, mulai dari proses pembuatan visa (saya akan post mengenai ini di postingan selanjutnya), hingga wawancara imigrasi US. Pada saat di imigrasi, mereka tidak bertanya apapun, saya dan suami malah dikira kakak beradik, (apakah kami ini terlihat mirip? mungkin bagi orang US, semua orang asia terlihat mirip) setelah itu langsung disuruh memasukkan sidik jari dan pengambilan foto.

Pada saat memasuki imigrasi ini, jalur untuk visa sekolah dan visa kerja itu dibedakan dari jalur lainnya, sehingga bisa lebih cepat. Setelah melewati imigrasi, kami segera mengambil koper kami, dan melewati declaration. Nah, waktu itu saya agak panik, karena harus buru-buru check in lagi kan untuk penerbangan selanjutnya. Di pikiran saya, antri untuk masukin bagasi pada saat check in pasti akan ribet. Ternyata, oh ternyata, di sini itu setelah keluar dari terminal international, jika kita akan melanjutkan penerbangan gak perlu repot bawa bagasi lagi. Nanti setelah keluar dari terminal akan ada tim pekerja yang akan scan bagasi kita, dan dimasukkan ke dalam conveyor belt untuk segera dimasukkan ke pesawat tujuan. Canggih kan? Jadi kita tidak perlu bawa-bawa koper lari-lari ke terminal selanjutnya. Kebayang kan ribetnya kayak gimana kalo harus check in lagi.

Penerbangan kami selanjutnya adalah penerbangan domestik, jadi kami pindah ke terminal 2 naik kereta bandara. Setelah itu langsung check in. Nah, di USA ini ada badan yang intinya bertanggung jawab akan keamanan dalam transportasi, namanya TSA (Transportation Security Administration), jadi mereka yang akan scanning kita saat mau check in. Nah, lagi-lagi saya beruntung, karena bisa lolos tanpa masalah. Awalnya udah khawatir akan kena random check, ternyata yang kena malah bapak-bapak bule di depan saya. Jadi caranya, pas lagi lewat scan gtu, ada tulisan random check. Artinya siapapun yang lewat situ, harus mau diperiksa lebih lanjut. Jadi dipilihnya secara acak gtu, bukan karena seseorang pake jilbab misalnya. Alhamdulillah ya

Nah, agak random nih, mau bahas soal TSA dan koper

Jadi sebelum saya berangkat ini, saya berniat mau beli koper dengan teman saya, Dhea Laras. Waktu itu dalam pikiran saya, koper yang penting lucu, gede, muat banyak. Udah gtu aja. Tapi, sama Dhea saya diajarin cara milih koper yang tepat. Maklum, dia udah pernah sekolah di UK, jadi ada pengalaman. Koper versi Dhea yang bagus adalah

1. Sesuai besarnya 
(ini tergantung naik airlines apa), karena peraturan bagasi tiap airlines beda-beda. Saya naik ANA, jadi maksimal berat 1 koper itu 23 kg. Carilah koper yang tidak terlalu besar. Kemarin jadinya saya beli 28" dan itu gak perlu penuh udah 23 kg. haha..

2. Ringan,
Karena ada maksimum berat, maka pilihlah koper yang ringan. Kalo kopernya udah berat, maka isi barang kita cuma bisa jadi sedikit

3. Bannya four wheel
Kata Dhea, ini penting banget, terutama karena kita kan bawa koper sendiri, kalo four wheel gini, bawanya lebih gampang gak terlalu berat

4. TSA lock available
Nah ini yang nyambung sama bahasan TSA di atas. Jadi, kalo teman-teman perhatikan, saat ini di hampir semua koper itu ada TSA lock. Ini fungsinya buat apa sih? Jadi, TSA ini berguna saat kita masuk sebuah negara dan dia melakukan random checking terhadap bagasi kita. Jika kita menggunakan koper TSA lock, mereka bisa membuka koper kita melalui TSA lock tersebut. Tetapi jika tidak ada TSA locknya, mereka bisa membuka koper secara paksa.

Untuk daerah UK dan Eropa, jika mereka akan membuka koper, mereka wajib meminta ijin dan melakukan checking di hadapan pemiliknya. Jadi kalo gak TSA lock, sang pemilik bisa buka kopernya. Nah, beda dengan USA, di USA petugas dapat membuka koper tanpa harus ijin dengan pemiliknya, jadi kalo koper kita TSA lock, kita aman, dia bisa buka. Tapi kalo gak ada TSA lock nya, petugas US dapat merobek koper kita untuk mengecek isinya, dan itu gak akan diperbaiki. Kan parah ya. Makanya kata Dhea pilih koper harus ada TSA lock nya

Dan ini terbukti benar adanya...
jadi setelah saya sampai di hotel, dan membuka koper saya, saya menemukan sebuah kertas yang bertuliskan notice of baggage inspection, gambarnya kayak gini nih.



pada saat itu saya bersyukur kopernya TSA, kalo gak? udah hancur mungkin koper saya dirobek untuk dilihat isinya. Dari 3 koper yang kami bagasikan, hanya koper saya yang dibuka. Mungkin mereka heran kali ya, melihat isi bagasi yang penuh dengan bumbu instan dan sambal. Haha.. Maklum, dari Indonesia yang dibawa ya cuma bumbu dan makanan saja. Untungnya tidak ada yang diambil.

Yak, jadi sekian dulu postingan pertama saya tentang US. Semoga bisa istiqomah ya cerita-cerita tentang kehidupan di sini. Karena biasanya saya aktif nge blog lagi pas tinggal di luar negeri gini nih. (lihat postingan blog waktu di Jepang, wkwk..)

Ciao...

Just rambling

 Pernah gak sih kalian tu ngerasa bingung.. Mau ngapain ya? Duh bosan..  Trus berakhir dengan scrolling ig gak jelas.. Itulah yang kulakukan...