24 Oktober 2011

Wanita dan Pilihan Hidupnya

oke, hari ini saya meniatkan diri saya untuk menulis kembali. merangkai kata lagi. di blog yang sudah lama sekali terbengkalai. kali ini saya ingin mengangkat tema mengenai peran wanita. Ya,, bisa dibilang hal ini terinspirasi dari pengalaman pribadi saya. Saya selama ini merasa, bahwa terkadang kesempatan wanita untuk berkarier masih saja mengalami hambatan. Meskipun saya mengerti, ada hal alami dan natural yang menghambat kami, para wanita untuk mendapatkan kesempatan yang sama. contohnya peristiwa kehamilan dan masa menyusui. Tapi,, tidak bisa dipungkiri hal ini menjadi perbincangan bagi saya dan teman-teman wanita saya

Hal yang menurut saya menjadi dilematis adalah cita-cita. Desire to become the best. Sedikit curhat nih, saat ini status saya yang single dikaitkan oleh banyak orang sebagai dampak dari pilihan saya untuk berkarier dan menjabat. FYI, saat ini saya menjadi Ketua Himpunan Jurusan. Nah, pertanyaan yang kadang menyebalkan adalah saat saya ditanya, 'Sekarang kamu sama siapa Fir?'. Dan ketika saya bilang saya single, maka sebagian orang akan bergumam bahwa status saya itu karena saya menjabat lah, karena saya bawa mobil lah, dan berbagai komentar lainnya. Terkadang saya menjadi tertekan juga karenanya. Tetapi, apakah hanya karena hal ini maka saya harus berhenti? Menjadi perempuan yang menggunakan waktunya untuk kuliah dan bermain saja? Wah, jika harus seperti itu, maka saya bisa gila.

Menurut saya, tiap wanita itu berhak menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Misalnya saya yang ingin menjadi seorang Financial Planner atau dulu saya ingin sekali menjadi seorang CFO di perusahaan multinasional. It was my BIG DREAM. Tetapi, saya sadar bahwa ada sebuah halangan yang tinggi yang membuat wanita terkadang merasakan dilema. Bahwa peran wanita secara natural adalah menjadi ibu. mengurus anak dan rumah. Saya tidak munafik bahwa saya pun menginginkan yang terbaik untuk anak saya. Saya mempunyai keinginan bahwa anak saya tidak akan menjadi 'anak pembantu', dimana peran pembantu lebih besar daripada saya. Sedangkan di sisi lain, saya ingin sekali mengejar mimpi saya, memimpin perusahaan, mengatur uang dan membantu banyak orang.

lalu? apa yang harus dilakukan? well,, sampai saat ini saya masih percaya bahwa saya harus mengejar mimpi. apapun yang terjadi nanti, biarlah terjadi.

:)

Just rambling

 Pernah gak sih kalian tu ngerasa bingung.. Mau ngapain ya? Duh bosan..  Trus berakhir dengan scrolling ig gak jelas.. Itulah yang kulakukan...