27 Agustus 2019

Minimalism Life in US - atau miskin? :p

Shock pas liat post terakhir tentang minimalism ada di tahun 2016. Haha..

Itu berarti terakhir rajin nulis blog pas kerja di Bandung. Di mana waktu itu lifestyle ku sehat banget. Tiap pagi olahraga, makannya sehat, kerjaannya gak banyak, jadi happy banget waktu itu. Tapi pas balik kerja di Jakarta kayaknya fokusnya pecah lagi deh, jadi lifestyle nya berantakan lagi. Hehe.. Ya namanya manusia, kadang silap.

Nah, ketika memutuskan untuk ikut suami ke US, saya merasa itu adalah saat di mana saya reset hidup saya lagi. Saya hanya membawa yang diperlukan saja, separuh isi koper adalah bumbu dapur, bukan baju. Di sini pun kami memulai dari 0. Apartemen yang kosong, dan diisi dengan barang-barang seperlunya saja. Sungguh ini adalah saat di mana saya merasa bahwa saya membentuk lifestyle yang baru, dan menyusun rumah baru agar tidak banyak clutter.

Di sini saya menyadari, bahwa memang tidak banyak yang kita butuhkan untuk "hidup". Cukup ada tempat tinggal, pakaian, dan makanan. Sudah cukup. Pengeluaran terbesar selama 4 bulan ini adalah laptop, yang dibutuhkan Nadhil untuk kuliah. Sisanya kami minta dari orang Indonesia yang sudah tinggal di sini, memungut dari dumpster, beli second di facebook marketplace, atau kalo memang butuh urgent beli baru di wallmart. Yang saya suka dari sini, adalah kemudahan untuk membeli barang secondhand. Harganya jauh lebih murah dibandingkan beli baru, sehingga sangat pas bagi para pemegang beasiswa seperti kami ini. Student di US itu, jika mendapat beasiswa biasanya dikategorikan sebagai orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Tapi sebenernya jika dikurskan ke Indonesia, jadi super mahal. Saat seperti ini bersyukur tinggal di Indonesia karena lebih murah.

Wah, kayaknya harus baca2 buku lagi, ngingetin diri lagi untuk mulai belajar beli barang sesuai kebutuhan bukan keinginan. Apalagi di sini budget terbatas, gak bisa lagi belanja seenaknya. Uang juga cuma satu buat berdua. Dulu di Indonesia pengeluaran terbesar adalah makan di luar, di sini gak bisa seenaknya gitu karena sekali makan jatuhnya mahal. Jadi harus hidup seminimal mungkin untuk survive di sini. Karena kalo bisa, uangnya ditabung buat jalan-jalan. Hehe..

Prioritas orang beda2 kan ya.. :p

Tidak ada komentar:

Just rambling

 Pernah gak sih kalian tu ngerasa bingung.. Mau ngapain ya? Duh bosan..  Trus berakhir dengan scrolling ig gak jelas.. Itulah yang kulakukan...