28 Februari 2012

Travelling SINGAPORE part 2

Selesai dari urusan imigrasi, sesuai rencana, saya berencana bertemu Bonbon dan Angur di Sentosa. Maka, saya segera pergi mencari MRT. Menurut jalur MRT yang saya download, untuk mencapai Sentosa, saya harus berhenti di stasiun Harbour Front. Bagaimana mencapainya? Pertama, tanyalah petugas dan ikuti petunjuk mengenai tempat MRT di Changi airport. Lalu beli tiket di sana. Kalo di Singapura tidak terlalu banyak menggunakan MRT, lebih baik ambil Single Ticket Journey.

#TIPS!
untuk membeli tiket di mesin MRT, kita harus menggunakan uang kecil. Jadi, siapkanlah uang SGD 5 atau SGD 10. Karena mesin tidak akan mau menerima uang dengan pecahan besar. Atau, bisa tukar uang Anda dengan yang lebih kecil.

Saya membeli 2 tiket menuju Harbour Front seharga kurang lebih SGD 6. itu sudah termasuk deposit kartu sebsar SGD 2. Nanti bisa dikembalikan di tempat tujuan. Dari changi airport, kami menuju Tanah Merah, di sini jangan lupa turun dan ganti kereta ya.. Soalnya kereta ini akan balik llagi ke airport. Tandanya gampang kok, di Tanah Merah ini seluruh penumpang akan turun. Jadi ikuti saja mereka. Dari Tanah Merah kita akan melewati 12 stasiun hingga mencapai Outram Park, di sini kami berganti kereta. dari jalur hijau menjadi jalur Ungu menuju Harbour Front. Nah, setelah sampai Harbour Front, patut diingat bahwa kita telah berada di dalam Vivo city. Saya berusaha mencari tempat penyimpanan tas di sekitar MRT. Sayangnya tidak ada. Alhasil kami harus membawa tas ransel segede gaban ini di pundak kami selama jalan-jalan. Saat itu saya menyesal karena telah membawa banyak baju. 7 kg bukanlah jumlah yang ringan jika dibawa di pundak berjam-jam sambil jalan. Huhu... Jadi saran saya sebaiknya Anda menaruh tas terlebih dahulu di Hostel sebelum memutuskan jalan-jalan. Yaaa,, ini lah yang dinamakan pengalaman. Saya jadi semakin mengerti karena telah mengalaminya.

Sesampainya di Mall Vivo, kami memutuskan untuk segera mencari makan. Maklum saja, perut kami sudah cukup perih. Jarum jam di tangan juga sudah menunjukkan waktu makan siang. Maka, setelah keluar dari MRT, kami segera belok kanan mencari Foodcourt. Kami makan di Banquet Foodcourt. Karena makanan yang dijual di sini semuanya halal. Sedangkan Foodcourt di sebelahnya, berisi makanan yang tidak halal. Untuk lebih amannya sebaiknya kita bertanya saja, mereka baik kok. :) Saya membeli sup wonton sedangkan adik saya membeli Chicke rice. Porsinya biasa saja, kurang banyak sihh.. Untuk makan siang kali ini, kami menghabiskan SGD 8,3. Ya,, cukup murah lah mengingat Singapura dan di Mall. Rata-rata harga makanan SGD 4 - 10. Setelah kenyang, kami jalan-jalan sambil mencari cara menuju Sentosa Island. Setelah muter-muter, kami naik monorail, harganya SGD 3 per orang. Kami telah berjanji akan bertemu Angur dan Bonbon di depan Universal Studio.

Sampai di Universal Studio, saya baru menyadari bahwa pulsa di HP mentari saya habis.. Saya lupa mematikan roaming. Hiks.. akhirnya saya terpaksa membeli nomor HP di Singapura seharga SGD 15 di Sevel. Setelah itu saya pun menunggu Angur dan Bonbon yang sekiranya kan datanag 1 jam setelah kami datang. Lamaaaaaaaaaa sekali saya menunggu mereka. Dan mereka baru sampai dan bertemu saya jam 3!! Kebayang dong lamanya saya menunggu. Usut punya usut, ternyata alasan keterlambatan mereka adalah antrian panjang saat membeli Singapore Tourism Pass. Apa sih STP ini?? STP adalah kartu untuk turis seharga SGD 18 untuk satu hari dan SGD 26 untuk 2 hari. Dengan deposit SGD 10 yang bisa dikembalikan. Jadi per harinya kita bebas naik turun MRT dan Bus dengan harga SGD 8 saja. Selain itu, saat naik MRT dari Changi, mereka tidak turun di Tanah Merah, sehingga balik lagi ke Changi Airport. (-.-)

#TIPS!
sebaiknya jika memang janjian mau bertemu di Airport saja baru mulai jalan-jalan. Soalnya akan susah bagi yang baru pertama kali pergi sendiri. Selain itu kmarin saya juga baru sadar bahwa kami susah berhubungan. Pulsa saya habis, sedangkan klo beli nomor Singapura, belum tentu HP Bonbon atau Angur nyala. Jadi bingung sendiri. Kalo di Airport kan lebih gampang. :)
Setelah kami berempat bertemu, kami memutuskan untuk tidak jadi masuk Universal Studio. Mengapa? Karena waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Jujur saja saya merasa sayang menghabiskan 500 rb / SGD 75 per orang hanya untuk 3 jam di dalam. Belum lagi jika masih harus antri untuk naik wahananya. Tapi jika anda punya waktu seharian. Lebih baik memanfaatkan di US. Dari pagi jam 9 hingga malam jam 7. Pasti puas banget tuh! Oh ya, harga SGD 75 itu klo weekend saja. klo weekdays lebih murah, klo gak salah sekitar SGD 60. Coba di cek ya.. saya lupa.. Hehe...

akhirnya, Angur dan Bonbon pergi makan, sedangkan saya dan Iqbal mencari mushola untuk shalat Ashar. Meskipun Sentosa Island itu luas, tetapi mushola hanya ada 2. Yang pertama ada di dalam Universal studio, sedangkan satu lagi ada di daerah Beach Stasion klo naik monorail. Dari Beach Stasion turun ke arah parkir mobil, nanti di situ ada. Sama seperti di Indonesia, di Singapura tempat shalat juga berada di tempat yang jauh dan terpencil. Di sini kami bertemu dengan rombongan dari Jakarta yang juga datang untuk berlibur. Dari perbincangan, mereka berkata bahwa mereka lebih suka berlibur di Singapura daripada Bali. Alasan utamanya tentu saja harga tiket ke Singapura yang lebih murah daripada ke Bali. Ya iyalah, dari Jakarta tiket pesawat hanya 200ribuan. Gak jauh beda dengan tiket kereta ke Surabaya untuk kelas eksekutif. Agak sedih sih,, karena pernyataan itu benar adanya. Apalagi jika dibandingkan dengan tiket ke daerah timur. saya dulu beli tiket pp Yogya-Makassar habis 2 jutaan. Tapi, harga itu semakin murah karena permintaan yang banyak juga, jadi ya,, gtu deh. Sedih laginya karena potensi pendapatan negara berkurang karena orang jadi membelanjakan uangnya di luar negeri. Lho, omongan saya jadi ngalor ngidul gini.. Haha.. balik lagi deh.

Intinya, kita di sana cuma foto-foto. Yang paling penting foto di US dong.. di Globe birunya yang besaaar sekali itu, lalu foto lagi dengan latar belakang Merlion besar. Tidak lupa jalan-jalan. Setelah itu, kami memutuskan untuk ke Clarke Quay. Dari Harbour Front, ke Clark Quay SGD 4.8 untuk berdua. Kata adik saya, ini merupakan tempat gaul di malam hari. kami memutuskan untuk berjalan-jalan di sana, foto-foto sembari mencari makan. Sayangnya,, keadaan keuangan kami tidak memungkinkan untuk makan di salah satu cafe atau tempat makan pinggir sungai tersebut. tahu kan? kami ini anak mahasiswa dengan uang terbatas. Padahal pemandangannya baguuusss sekali. jadi kami duduk-duduk saja di pinggir sungai. Setelah kelaparan, kami pun memutuskan untuk cari makan di daerah bugis yang lebih murah. Tapi karena kami tidak tahu jalan, akhirnya makan malam tetap saja di Mall. Adik saya makan subway sandwich seharga SGD 8.2 dan saya makan takoyaki seharga SGD 3.

Tidak ada komentar:

Just rambling

 Pernah gak sih kalian tu ngerasa bingung.. Mau ngapain ya? Duh bosan..  Trus berakhir dengan scrolling ig gak jelas.. Itulah yang kulakukan...