Minimalism...
Berapa banyak uang, waktu dan tenaga yang kita habiskan untuk hal yang tidak penting?
Sedangkan hal terpenting di hidup kita seperti kesehatan, relationship dan keluarga sering kita abaikan.
Jadi apa sih yang ingin disampaikan oleh minimalism?
Minimalism mengajarkan kita untuk menyingkirkan hal-hal yang mengganggu kita dari kebahagiaan.
Being minimalis berarti tidak menghabiskan uang kita untuk membeli barang-barang yang berlebihan. Baca: beli jilbab 3 padahal jilbab di kosan sudah setumpuk. Kita mengontrol keinginan kita dalam mebeli barang-barang hanya karena barang tersebut sedang diskon, karena barang itu lucu, dan karena barang itu sepertinya akan digunakan di masa datang. It will help us to escape the consumerism.
Sebuah gerakan yang mulai dilakukan oleh orang untuk melawan consumerisme. Apakah berarti seorang yang hidup dengan konsep minimalisme tidak boleh melakukan konsumsi sama sekali? Tidak boleh membeli apapun?
Nope, minimalisme bukan berarti tidak melakukan konsumsi. Karena sebagai seorang manusia kita pasti mengkonsumsi sesuatu. Namun, yang dilawan adalah konsumsi berlebihan / Excessive consumption.
Tanpa kita sadari, saat ini kita sudah dibombardir oleh banyak pengaruh. Cara paling gampang menyadarinya bisa dilihat dari reklame iklan di jalan2. Pada sadar gak sih kalo jumlah reklame ikan itu makin banyak? Dan itu gak cuma di jalan, di mobil, di bus, iklan sudah masuk ke ranah pribadi, seperti sms langsung ke handphone kita. Apalagi dengan adanya internet, pengaruh untuk membeli semakin terasa. Iklan di youtube, email dan website adalah hal lumrah dalam kehidupan kita.
Orang dipaksa untuk membeli di luar batas kemampuannya. Gimana caranya? Media memberi image bahwa kalo mau keren itu harus kaya dan punya banyak benda. Kita bisa lihat di televisi, kalo sinetron atau drama pasti rumahnya mewah. Reality show di luar negeri bahkan menyoroti kehidupan selebriti dan konglomerat. Kita diberi doktrin bahwa kehidupan seperti mereka itu yang harus kita tuju. Bahwa kesuksesan didapat dari banyaknya rumah yang kita punya, canggihnya gadget yang berubah tiap semester, dan juga trend fashion yang berganti tiap musim. Kalo kita gak ikut tren, pasti kita dibilang ketinggalan jaman. Gak gaul.
Lalu apa yang kita lakukan? Karena kita sudah terdoktrin bahwa sukses dan bahagia itu seperti yang dibilang media, maka kita pun melakukan segala cara untuk mendapatkan kebahagiaan itu. Dengan gaji yang pas-pasan, kita kredit smartphone terbaru, mobil terkeren, bahkan rumah termegah. Fenomena tas branded fake sudah bukan lagi hal yang tabu. Supaya dibilang keren dan gaul, sampai berani hutang sana sini untuk memenuhi kebutuhan sosial itu. Hasilnya? Hutang yang banyak, ketidakpuasan hidup dan ketidakbahagiaan. Banyak saya temukan orang yang mengatakan bahwa dia tidak menyukai pekerjaannya tapi terpaksa bertahan karena dia butuh uang untuk gaya hidupnya.
So, we work in the job that we hate to impress people we don't like.
Berapa banyak uang, waktu dan tenaga yang kita habiskan untuk hal yang tidak penting?
Sedangkan hal terpenting di hidup kita seperti kesehatan, relationship dan keluarga sering kita abaikan.
Jadi apa sih yang ingin disampaikan oleh minimalism?
Minimalism mengajarkan kita untuk menyingkirkan hal-hal yang mengganggu kita dari kebahagiaan.
We need to put away all clutter in our life, so we can get more time to explore our hobbies, spend time with the one we love and have a meaningful life.
Being minimalis berarti tidak menghabiskan uang kita untuk membeli barang-barang yang berlebihan. Baca: beli jilbab 3 padahal jilbab di kosan sudah setumpuk. Kita mengontrol keinginan kita dalam mebeli barang-barang hanya karena barang tersebut sedang diskon, karena barang itu lucu, dan karena barang itu sepertinya akan digunakan di masa datang. It will help us to escape the consumerism.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar